Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting? – Kelompok penelitian bahasa daerah Kantor Bahasa Maluku pada bulan April 2019, desa Beltubur. Kabupaten Kepulauan Aru, Kami mewawancarai masyarakat lokal di Maluku.

Jakarta – Kekayaan budaya masyarakat Indonesia; Sebagai khazanah pemikiran dan pengetahuan, puluhan bahasa daerah terancam punah. Oleh karena itu, pewarisan bahasa daerah yang dapat digunakan generasi muda sehari-hari harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk masyarakat dan keluarga penutur bahasa daerah tersebut.

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Indonesia mempunyai 718 bahasa daerah. Saat ini terdapat 25 bahasa daerah yang terancam punah, 6 bahasa daerah kritis dan 11 bahasa daerah punah. Hilangnya bahasa daerah terutama karena penuturnya berhenti menggunakannya dan tidak mewariskannya kepada generasi berikutnya, serta penutur bahasa daerah menganggapnya tidak diperlukan lagi. untuk menggunakannya.

Pelestarian Bahasa Daerah

“Bahasa daerah bukan sekedar kumpulan kata, namun bagian dari jati diri kita sebagai kekayaan dan keberagaman bangsa,” Pendidikan, budaya Menteri Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan dalam Merdeka Belajar Episode 17: Kebangkitan Bahasa Daerah. . Selasa (22.02.2022) di Jakarta.

“Jika bahasa daerah punah, kita tidak hanya kehilangan jati diri, tapi juga keberagaman dan kearifan lokal.” Maka kita harus menunjukkan komitmen kita untuk menyelamatkan bahasa daerah dari kepunahan. Hal ini dilaksanakan dalam bentuk program revitalisasi bahasa daerah,” ujarnya.

Peluncuran program revitalisasi bahasa daerah ini juga merupakan rangkaian peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap tanggal 21 Februari. Dalam 30 tahun terakhir, sekitar 200 bahasa daerah di dunia telah punah.

Banyak bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah karena tidak digunakan lagi dan tidak dapat diwariskan ke generasi berikutnya, kata Nadiem. Oleh karena itu, bahasa daerah mungkin akan hilang pada generasi mendatang.

Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu

Guna mengatasi kepunahan bahasa daerah di Indonesia, program revitalisasi bahasa daerah akan serius dilaksanakan pada tahun 2022. Program ini aktif dalam penggunaan bahasa; fleksibel, Ini akan berpedoman pada prinsip revitalisasi dan kebebasan berkreasi.

“Tidak hanya melindungi bahasa saja, tapi harus berorientasi pada pembangunan dan dinamis, beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan situasi masyarakat,” ujarnya. Di tingkat sekolah, pembicara remaja sekolah dasar dan menengah berfokus pada kebebasan sebagai generasi baru. Kreatif dalam menggunakan bahasanya,” kata Nadiem.

Tujuan revitalisasi bahasa daerah adalah agar penutur muda dapat menjadi penutur aktif. Generasi muda hendaknya mulai mempelajari bahasa daerah selain bahasa Indonesia dan Inggris. Sehingga mendukung kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan bahasa daerah yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda.

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Bahasa daerah lebih digemari oleh generasi muda dan berbagai program yang ditujukan ke sekolah-sekolah yang melibatkan komunitas bahasa ibu setempat dapat dikembangkan agar bahasa daerah lebih digemari oleh generasi baru.

Menyelamatkan Bahasa Daerah Melalui Penutur Muda

Stefania Giannini, Assistant General Manager Pendidikan UNESCO, mengatakan jika bahasa daerah berada dalam situasi penting, maka bahasa daerah, Kebudayaan dunia dan sistem pengetahuan leluhur disebut-sebut terancam punah.

Melindungi dan melestarikan bahasa daerah merupakan salah satu cara masyarakat adat melestarikan bahasanya. Hal ini bertujuan untuk memastikan peluang revitalisasi dan promosi, dan untuk mengintegrasikan keragaman bahasa dan multibahasa dalam semua pembangunan berkelanjutan.

E Aminudin Azis, Kepala Badan Pembinaan dan Pembinaan Bahasa, mengatakan warisan bahasa daerah mengalami stagnasi karena adanya anggapan bahwa bahasa daerah sudah tidak segar dan tidak relevan. Orang tua dan anak berhenti menggunakan bahasa ibu/daerahnya dan bahasa daerah yang ada bisa saja punah setelah mencapai tahap kritis.

Penyelamatan bahasa daerah dimulai dengan beberapa inisiatif baru. Mulai tahun 2021 yang menjadi revitalisasi bahasa daerah adalah Jawa Barat; Dimulai di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Program ini terutama bertujuan untuk memungkinkan 1 juta siswa sekolah dasar dan menengah mulai berbicara bahasa lokal dengan senang hati.

Pelestarian Bahasa Daerah Harus Dimulai Dari Lingkungan Keluarga

Trennya positif, melibatkan guru, komunitas tutur, dan pemerintah daerah, kata Aminudin. Sumut yang menargetkan kebangkitan 38 bahasa daerah pada tahun 2022. Jawa Barat Jawa Tengah, Bali Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan Pola regenerasi Kalimantan Timur dan Papua tidak seragam.

1491 komunitas bahasa daerah dalam tujuan revitalisasi bahasa daerah; 29370 guru 17.955 direktur sekolah; 1,175 pengawas dan 15,236 sekolah dengan 1,5 juta siswa.

Pada saat yang sama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk masyarakat penuturnya menyiapkan model pembelajaran bahasa daerah; Selain mempromosikan materi bahasa lokal dalam kurikulum, keluarga, Bahasa lokal dan konten sastra. .

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melatih guru sekolah dasar dan guru bahasa daerah; fleksibilitas yang berpusat pada siswa; inovasi, Rangkullah prinsip kreativitas dan kebahagiaan. Menyesuaikan gaya belajar dengan keadaan sekolah masing-masing; Membangun kreativitas melalui workshop bahasa dan sastra.

Bahasa Daerah Bali Sebagai Napas Peradaban

Ada tiga bentuk regenerasi yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Model A, Sifat dinamis bahasanya masih terjaga; Bahasa ini masih memiliki jumlah penutur yang banyak dan masih digunakan sebagai bahasa dominan di masyarakat penuturnya. Pendekatannya, pewarisan diselenggarakan melalui pengajaran di sekolah (school-based). Misalnya saja bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, kata Nadiem.

Selain itu, formulir B; Ciri-ciri dinamika bahasa tergolong lemah, dimana jumlah penuturnya relatif banyak dan bahasa daerah yang digunakan bersaing dengan bahasa daerah lainnya.

Papua, 9 Mei 2019 Suasana pembelajaran dengan materi pembelajaran berbasis bahasa ibu di PAUD Papua Cerdas Mandiri Kabupaten Jayapura.

Pendekatan model ini adalah jika pewarisan dapat dilakukan secara sistematis melalui pengajaran di sekolah, maka ranah bahasa sudah sesuai, dan pewarisan ranah bahasa sudah sesuai. Pembelajaran berbasis komunitas.

Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa On X: “#sahabatbahasa Dan #sahabatdikbud, Ada Beberapa Cara Yang Dapat Kita Lakukan Untuk Mendukung Pelestarian Dan Pengembangan Bahasa Daerah Sehingga Bahasa Daerah Tetap Menjadi Bagian Yang Penting

Kemudian, Dalam model C, Ciri-ciri bahasa yang dinamis adalah kemunduran, Termasuk dalam kategori risiko atau kekhawatiran, jumlah penuturnya sedikit dan sebarannya terbatas.

Pendekatan yang digunakan dalam model ini adalah pendekatan pewarisan melalui pembelajaran berbasis komunitas untuk wilayah bahasa yang terbatas dan unik, dimana pembelajaran dimodelkan pada dua keluarga atau lebih sebagai lokasi yang ideal atau pada pusat kegiatan masyarakat seperti tempat. tempat ibadah Kantor desa atau taman.

Puncak kebangkitan bahasa daerah akan berujung pada festival ban di Lingua Materna. Festival ini merupakan bentuk penghormatan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam revitalisasi bahasa daerah, mulai dari sekolah atau komunitas.

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Penulisan naskah daerah; menulis cerita pendek; Membaca puisi (puisi, grid); Bercerita Pidato Akan ada tujuh pertunjukan termasuk lagu tradisional dan stand-up comedy.

Upaya Kantor Bahasa Maluku Dalam Revitalisasi Dan Pelestarian Bahasa Daerah

Kavin (tengah) pada Jumat (19/2/2021) di Jalan Braga. Kota Bandung Sebuah kafe di Jawa Barat menggunakan soal cakra bahasa sudan di internet (teka-teki silang sunda di internet). Pria asal Banjaran asal Kabupaten Bandung ini tampak kesulitan sehingga dua rekannya membantunya menjawab pertanyaan yang diajukannya.

Afifah Al Hafizah S, seorang siswa sekolah dasar di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mengaku masih berbicara bahasa daerah di rumah. Saat berbicara dengan kakek dan neneknya, ia menggunakan bahasa daerah, mencampurkan bahasa Indonesia dengan orang tuanya dan bahasa daerah.

“Di sekolah, kami berbicara bahasa Indonesia dan terkadang bahasa daerah. Saat saya mengikuti lomba Festival Bahasa Ibu Tunas, saya memenangkan lomba pidato. Saya semakin bangga berbicara bahasa daerah,” kata Afifah Jakarta. 3 Mei 2024 – Orang tua khususnya ibu yang berbahasa ibu memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan rumah yang menghargai bahasa daerah, dan menjelaskan banyak keuntungan anak dan keluarga menggunakan bahasa daerah di rumah. .

Menurut penelitian ilmiah, anak-anak yang fasih berbahasa ibu menunjukkan perkembangan kognitif dan pertumbuhan intelektual yang lebih cepat. Lebih lanjut, kemahiran bahasa daerah erat kaitannya dengan pengembangan kemampuan literasi dan komunikasi.

Bahasa Sebagai Pilar Budaya: Memperkuat Identitas Melalui Pelestarian Bahasa Daerah

“Keduanya merupakan keterampilan mendasar yang harus dikembangkan sejak usia muda. Sekaligus komunikasi bahasa daerah mempererat tali kekeluargaan dan persatuan dalam lingkungan rumah tangga,” tegasnya saat peluncuran syuting Bahasa Ibu Nasional. Festival 2024 di Jakarta (FTBIN); Kamis (2/5).

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin cepat, Bahasa daerah seolah semakin kehilangan tempatnya karena bahasa asing cenderung dianggap lebih penting dan lebih tinggi statusnya. Pandangan ini harus diubah. Bahasa daerah merupakan bagian penting dari identitas budaya kita dan perlu dijaga dan dikembangkan.

Sebab jika bahasa daerah tidak digunakan lagi berarti warisan kearifan lokal hilang. Padahal, kearifan lokal mengandung gagasan-gagasan yang relevan dengan kehidupan masa kini, seperti bekerja sama dengan laki-laki atau hidup berdampingan secara harmonis dengan alam sekitar.

Mengapa Pelestarian Bahasa Daerah Penting?

Generasi muda daerah adalah harapan Indonesia untuk menjadi generasi lokal yang besar di berbagai kawasan warisan budaya, ujarnya.

Sinergi Balai Bahasa Provinsi Riau Dan Pemerintah Provinsi Riau Dalam Program Revitalisasi Bahasa Daerah

Memanfaatkan kesempatan tersebut, Franka Makarim mengajak semua pihak untuk memperjuangkan bahasa daerah melalui peran keluarga. Misalnya, (1) Rumah menggunakan bahasa daerah di rumah (2) Pengajaran daerah; Melalui bahasa atau lagu (3) melibatkan anak dalam peringatan atau kebudayaan; (4) mengajarkan kearifan lokal melalui motif tradisional; (5) Menggunakan media yang berbeda untuk memperkuat bahasa daerah; (6) mendorong anak berbicara dalam bahasa daerah; Misalnya puisi. Tuliskan barang atau tugas lainnya; (7) Menggandeng anak dalam kegiatan masyarakat yang memajukan bahasa daerah dan bekerjasama dengan sekolah bahasa daerah.

Selain itu, seluruh orang tua diajak untuk menumbuhkan harapan rumah masa depan Indonesia. “Dan insan FTBIN memberikan apresiasi kepada kami semua atas keberhasilan karya-karya terbaik kalian di tingkat nasional.” Semangat menjaga bahasa daerah di daerah.

SDN 007, FTBI, FTBI, FTBI, FTBI mengaku bangga atas kunjungan pertamanya ke Jakarta. Rumah dan sekolah tidak menyangka bisa tampil di pertandingan FTBI dengan rutinitas bahasa daerahnya. “Tentu saja, saya sangat senang karena tidak terduga. Bahasa daerah senang menjadi penghubung Anda dan terasa dekat dengan daerah kelahiran.

Sebagai orang asli Asilla, ia kerap merasa bangga dengan ketaatan nyata terhadap pemeliharaan bahasa daerah. “Ini hanya sebuah langkah kecil.

Kbst: Lestarikan Bahasa Daerah Berbasis Komunitas

Artikel Terkait

Leave a Comment