Perayaan Idul Fitri: Tradisi Dan Makna Di Berbagai Daerah
Perayaan Idul Fitri: Tradisi Dan Makna Di Berbagai Daerah – 1. Nganteuran, Jawa Barat 2. Meriam Karbit, Pontianak 3. Nujuh Likur, Bengkulu 4. Tumbilatohe, Gorontalo 5. Takbiran Keliling.
Setiap saat kita merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Komunitas Muslim di Indonesia di berbagai daerah memiliki tradisi unik yang dilakukan hanya menjelang Idul Fitri.
Perayaan Idul Fitri: Tradisi Dan Makna Di Berbagai Daerah
Di banyak daerah di Jawa Barat, masyarakat mempunyai tradisi Ngantevra, yaitu kebiasaan menyajikan santapan hari raya kepada sanak saudara. Lain halnya dengan masyarakat Pontianak yang mempunyai tradisi menembakkan meriam karbida dalam perayaan Idul Fitri.
3 Tradisi Unik Hari Raya Idul Fitri Di Indonesia
Semua tradisi dan perayaan menyambut Idul Fitri ini telah dilakukan selama ratusan tahun dan masih lestari hingga saat ini. Oleh karena itu, segala sesuatunya dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur karena telah berhasil menyelesaikan puasa Ramadhan.
Idul Fitri merupakan momen kemenangan yang patut dirayakan, namun tidak berlebihan. Bahkan dalam hadis Rasulullah menganjurkan untuk merayakan Idul Fitri.
Dengan izin Allah قَوجمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا
Artinya: seperti yang dikatakan Aisa. Abu Bakar datang di belakangku dan bersamaku ada dua gadis Ansar yang bernyanyi tentang Hari Buat. Aysia berkata: “Mereka bukan seniman.” Abu Bakar berkata: Adakah sebidang tanah di rumah Rasulullah SAW? Saat itu hari raya Idul Fitri dan Rasulullah SAW bersabda: (HR Ibnu Majah).
Gubernur: Makna Idul Fitri Memperkuat Keberagaman Di Papua Barat
Pesan dari Berita Nganteuran berasal dari bahasa Sunda yang artinya mengikuti. Tradisi Nganteuran telah diwariskan secara turun-temurun dan terus berlangsung selama ratusan tahun.
Nganteura adalah satu atau dua hari sebelum Idul Fitri. Orang-orang akan saling mengirim makanan dalam keranjang tradisional.
Nganteuran biasanya disiapkan oleh anak-anak yang sudah menikah dan kemudian mengirimkan makanan kepada orang tua, saudara yang lebih tua, dan tetangga.
Menurut tradisi ini, makanan yang disajikan terdiri dari banyak lauk pauk. Arti dari tradisi ini adalah persahabatan dan saling berbagi.
Mengenal Makna Tradisi Syawalan, Lebaran Ketupat Usai Hari Raya Idul Fitri
Di Pontianak, suasana kemeriahan menyambut datangnya Idul Fitri sudah terasa sejak akhir bulan Ramadhan. Tiga hari menjelang Idul Fitri, setiap malam akan diadakan pesta meriam karbida.
Menurut sejarahnya, alat karbida ini digunakan sebagai alat untuk mengganggu kuntilanak yang meresahkan Sultan Syarif ketika baru membangun kota Pontianak. Kini tradisi dalam cara merayakan Idul Fitri telah berubah.
Pemotretan acak akan menyenangkan penonton. Tradisi ini berlanjut hingga malam 1 Syawal dengan dibunyikannya takbir.
Merangkum dari CNN, ada tradisi unik di Bengkulu yang dilakukan menjelang Idul Fitri. Adat ini dikenal dengan nama nujuh likur yang dalam bahasa Serawa artinya tiga puluh tujuh.
Tradisi Dan Nilai-nilai Lebaran
Untuk memainkannya diperlukan batok kelapa yang disusun secara vertikal sekitar 12 meter atau lebih yang menjadi kunci utama gaya ini. Idealnya, setiap rumah harus memilikinya.
Nantinya Ljuk ini akan dibakar di pekarangan warga. Pada malam ke-27 Ramadhan, kota Bengkulu tampak menakjubkan dengan lampu menyala.
Lampu tradisional yang terbuat dari damar kayu diperlukan untuk melakukan ritual ini. Dahulu lampu ini digunakan sebagai alat penerangan bagi masyarakat yang ingin menyalurkan zakat fitrah pada malam hari.
Dunia budaya inilah yang membuat kota Gorontalo bersinar. Kegiatan ini selain sebagai tradisi yang diturunkan secara turun temurun juga mempunyai makna untuk menjalin silaturahmi.
Ketupat: Simbol Komunikasi Dan Enkulturasi Budaya Dalam Perayaan Idul Fitri Di Indonesia
Takbiran menjelang Idul Fitri merupakan perintah dalam Al-Quran. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185:
Terjemahannya: “Dan hendaklah secukupnya saja, dan pujilah Allah atas petunjuk yang diberikan-Nya kepadamu agar kamu bersyukur.”
Di Indonesia, takbir tidak hanya dibacakan di masjid atau musala. Beberapa orang di daerah tersebut kadang-kadang mengambil takbir keliling.
Dengan membawa gendang dan obor sebagai alat penerangan, takbir diulang-ulang di jalanan. Tradisi takbiran wisata juga sering terjadi di Jakarta dan banyak kota besar lainnya di Indonesia. Boleh dikatakan, Idul Fitri merupakan salah satu hari raya besar, masa kemenangan umat Islam di seluruh dunia. Masa kemenangan ini terjadi setelah umat Islam berpuasa sebagai upaya mengendalikan nafsu dan keburukan mereka selama bulan Ramadhan. Selain itu, Idul Fitri juga menjadi momen bagi umat Islam untuk saling memaafkan. Saat libur Idul Fitri, masyarakat Indonesia kerap bertemu dengan saudara jauh, sahabat, dan keluarga untuk bersama-sama membersihkan kamar, berkumpul, dan mengobrol. Selain itu, masih banyak adat istiadat yang sering dilakukan masyarakat, khususnya di banyak daerah di Indonesia. Menurut Grebeg Syawal di Yogyakarta, ada tradisi dari Aceh, khususnya penyembelihan sapi atau kambing, yang biasanya dilakukan dua hari sebelum hari raya, kemudian ada tradisi pembakaran gunung berapi dari Bengkulu. Pembakaran vulkanik dilakukan dengan cara membakar sabut kelapa di pegunungan kemudian membakarnya pada malam takbiran.
Hidangan Khas Lebaran, Kaya Rasa Sarat Makna
Ini adalah tradisi yang masuk akal untuk merayakan Idul Fitri. Ada juga banyak adat istiadat setempat yang seringkali tidak memiliki arti khusus. Salah satunya adalah: “Baju baru alhamdulillah. Pakai Idul Fitri.” Fragmen-fragmen lagu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Membeli baju baru bisa dikatakan sudah menjadi tradisi mendalam bagi umat Islam Indonesia. Nah, sepertinya kebiasaan membeli baju baru saat liburan Harry. Raya sudah berlangsung sejak lama, demikian kutipan penasehat urusan pribumi pemerintah kolonial Belanda, yaitu Snook Hurgronier, yang mencatat tradisi ini dimulai pada awal abad ke-20 dalam bukunya Islam in Dutch. East Indies,” kata Snook, kebiasaan masyarakat Indonesia mengunjungi Idul Fitri dengan mengenakan baju baru mirip dengan perayaan Tahun Baru Eropa. Saat itu, adat istiadat pakaian lebaran sampai ke para penguasa dan rakyat jelata saat itu. “Sarung. Jubah dan celana. Namun setelah Indonesia merdeka, keadaan membaik. Tradisi membeli dan memakai baju baru di hari raya Idul Fitri terus berlanjut hingga saat ini.
Dampak dari perilaku pola makan juga berkontribusi terhadap penumpukan limbah tekstil yang sulit didaur ulang. Menurut Jaringan Lingkungan Jenewa, produksi fesyen menyumbang 10% emisi karbon manusia, mengeringkan sumber air, dan merusak sungai. Selain itu, 85% dari seluruh pakaian ditimbun setiap tahunnya (UNECE, 2018). Cara mengurangi sampah fesyen antara lain:
Bukan hanya tradisi membeli baju baru di hari raya Idul Fitri, namun masyarakat juga kerap memanjakan diri dengan membeli kaleng kue dan tas sekali pakai. Padahal, jika dipikir-pikir lagi, banyak hal yang bisa dikurangi agar tidak menimbulkan sampah baru yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan pengelolaan yang baik, limbah tembaga dapat didaur ulang menjadi butiran plastik yang dapat dijadikan produk lain. Dengan cara ini plastik tidak akan terurai menjadi mikroplastik di alam dan tidak mencemari lingkungan. Penggunaan plastik telah dilarang melalui Keputusan Gubernur (Pergub) Nomor 142 Tahun 2019 tentang kewajiban penggunaan tas belanja ramah lingkungan. Berbeda dengan sampah lainnya yang mudah terurai oleh mikroorganisme tanah, sampah plastik memiliki rantai karbon yang panjang sehingga membutuhkan waktu ratusan, bahkan ribuan tahun untuk terurai secara alami. Sementara itu, sampah roda akan menjadi sampah yang mencemari bumi. Gelas plastik tidak hanya bisa digunakan sebagai tempat kue, wadah kaca yang sudah ada juga bisa digunakan sebagai tempat kue. Dari segi warna, wadah kaca ini tidak lagi sederhana. Ada warna hijau, orange, merah, kuning dan lainnya. Karena bahannya terbuat dari kaca, wadah kaca warna-warni tersebut masih transparan. Dengan begitu, selain untuk kesan estetis saja, fungsinya juga tetap terjaga sehingga mudah dalam menentukan makanan yang diinginkan dalam wadah kaca tersebut. Selain itu, terdapat banyak aplikasi untuk mendaur ulang wadah kaca yang ada;
Sedikit demi sedikit, masyarakat Indonesia mulai beralih dari penggunaan kantong plastik ke tas belanja (non-sekali pakai). Dari supermarket hingga toko kelas menengah. Hal ini tentu berdampak positif terhadap keberlangsungan rencana pemerintah dalam mengurangi sampah plastik. Namun masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya menggunakan tas yang dapat digunakan kembali. Langkah pertama dalam mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan menggunakan tas yang dapat digunakan kembali. Mungkin kalau kita lihat dampaknya tidak terlalu besar. Namun, bayangkan saja jika kita berbelanja setiap hari dan menggunakan 5 kantong plastik sehari. Lalu berapa banyak sampah plastik yang kita kumpulkan dalam sebulan? Maka saya berharap dapat menyadarkan masyarakat akan masalah sampah sembarangan ini dengan memulai kebiasaan membawa tas yang dapat digunakan kembali saat bepergian. Di bawah ini banyak manfaat yang didapat dari penggunaan tas reusable, antara lain:
Unik, Ragam 10 Tradisi Lebaran Di Indonesia Yang Tak Ada Di Tempat Lain
Berikut para peraih penghargaan Ocean Heros 2018 yang berupaya mengajak masyarakat Indonesia untuk mengurangi penggunaan plastik. Tiza Mafira adalah perempuan di balik kebijakan kantong plastik berbayar yang kini diterapkan di banyak supermarket. Kesuksesannya menginspirasi tidak hanya Indonesia tapi dunia.
Tiza Mafira adalah direktur Revolusi Pola Makan Kantong Plastik di Indonesia. Pada tahun 2013, Tiza membuat petisi dana kantong plastik dan ditandatangani oleh 70.000 orang. Isi petisi